Jenisbahan plastik memiliki karakteristik yang mudah didaur ulang dengan proses pemanasan kembali. Namun ada juga jenis bahan plastik yang sulit untuk didaur ulang, yakni resin. Jenis bahan plastik ini biasanya akan dikombinasikan dengan bahan lain berupa kain, logam, kayu, dan lainnya. Alat yang Digunakan Dalam Kerajinan Plastik Siapa yang suka bermain gadget? Seperti Tab, Ipad, PC, Iphone, dan lain-lain. Siapa nih yang suka bermain game pada alat-alat berteknologi super canggih itu? Kayak Game Pou, Minecraft, GTA, Moy, dan lain-lain. Teman-teman, pada kali ini, aku akan menceritakan tentang permainan tradisional yang lebih seru dari permainan-permainan pada gadget itu. Namanya kerap dikatakan, Pecah Piring. Permainan tradisional Pecah Piring, juga dikenal dengan nama Boy-Boyan atau Gebokan di daerah lain. Permainan ini hampir mirip dengan permainan kasti, lho… Pastinya seru banget! Cara bermainnya pun tidak susah. Berikut cara-caranya. APA YANG HARUS DIPERSIAPKAN…? Buatlah dua kelompok atau tim dengan jumlah pemain dalam setiap tim minimal 2 orang Siapkan bola, jika tidak ada kalian bisa membuatnya dari kertas koran, buku bekas, dll diremas dan dibentuk menjadi bola kemudian dimasukkan ke dalam plastik dan diikat dengan karet agar kuat. Siapkan pecahan genteng untuk disusun ke atas seperti menara, minimal 10 pecahan. Oia tidak harus genteng kalian juga bisa menggunakan bekas keramik atau benda lain yang menyerupai, bahkan banyak anak-anak Indonesia lainnya ada yang menggunakan kaleng bekas susu. Pokonya apapun itu, harus aman untuk digunakan bermain. jangan gunakan bekas pecahan kaca. BAGAIMANA CARA BERMAINNYA…? Tentukan Tim yang pertama memulai permainan dengan melakukan hompimpa, atau dengan menebak sisi uang koin yang dilempar ke atas. Tim yang mendapat giliran pertama, bertugas merobohkan sususan genteng yang dibentuk seperti menara dengan menggunakan bola dari jarak tertentu. Bagaimana caranya ?, yup lempar susunan genteng itu dengan bola. Selanjutnya, jika Tim yang pertama berhasil merobohkannya, maka Tim pertama harus menyusun kembali genteng-genteng yang berserakan itu, nah tugas Tim kedua, mereka mengambil bola yang digunakan untuk melempar genteng tadi, kemudian melemparkan kepada anggota Tim pertama yang sedang menyusun ganteng. Jika Tim kedua berhasil melempar bola kepada anggota Tim pertama sebelum menyusun genteng, maka pemenangnya adalah Tim kedua, jika tidak maka sebaliknya. Jika pada proses nomor 3 tidak terjadi, misalkan anggota dari Tim pertama tidak ada yang bisa menjatuhkan susunan gentang dengan melemparnya menggunakan bola, maka langsung berganti posisi, Tim kedua yang melempar bola untuk menjatuhkan susunan genteng. Terus ulang-ulang kegiatan ini, sampai kalian merasa cuku untuk bermain, ingat! jangan lupa belajar ya… 🙂 Nah, mudah, kan? Dijamin permainan ini seru banget! ingat ya, jika ingin memainkan permainan ini harus ditempat yang luas, misalnya saja lapangan. Saat jam pelajaran olahraga, biasanya kelasku akan melakukan pemanasan dengan bermain Pecah Piring. Di waktu bebas pun, kami kerap memilih permainan Pecah Piring sebagai hiburan untuk kami semua. Permainan Pecah Piring juga mengajari kita salah satu nilai-nilai Pancasila pada sila ketiga, lho…. yaitu, kita harus bekerja sama dalam permainan ini. Oh iya, aku lupa satu, catatan, jika kalian jadi kelompok yang kalah, kalian tidak boleh melempar sambil mengejar ke arah sasaran, lho…. kalian harus saling mengoper dan tidak ada kejar-kejaran dalam permainan ini. Itulah sebabnya, harus ada kerjasama tim. Diperlukan juga kelincahan dari anggota Tim. Jadi, bagaimana teman-teman? Kalian masih ingin tidur-tiduran sambil memandang gadget, atau bermain Pecah Piring bersama teman-teman kalian? Yuk, kita gerak badan dulu! 🙂 —— Sumber Gambar
Dalamkaitannya dengan kesejahteraan tenaga kependidikan, perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut: a) gaji tenaga kependidikan perlu senantiasa disesuaikan agar mencapai standar yang wajar bagi kehidupan tenaga kependidikan dan keluarganya; b) peningkatan kesejahteraan tenaga kependidikan yang dilakukan oleh pemerintah pusat diikuti oleh
Kekayaan budaya tradisional dan kearifan lokal sebagai komponen kepariwisataan menjadi sebagian besar point of view yang sangat penting demi menarik minat kunjung wisatawan ke suatu daerah. Salah satunya adalah permainan tradisional yang jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan permainan modern yang digandrungi banyak orang. Mungkin anda belum pernah mendengar suku etnies batak Pakpak yang berasal dari kabupaten Pakpak Bharat dan kabupaten Dairi di provinsi Sumatera Utara. Selain memiliki keindahan alam yang memperkaya Indonesia Travel, etnies Batak Pakpak juga memiliki seni permainan tradisional yang unik. Pada masyarakat pakpak, terdapat permainan tradisional yang terbukti mampu menambah kelincahan gerak tubuh, kerjasama team, kontrol emosi, kesehatan tubuh dan memacu daya fikir. Permainan ini dikenal dengan sebutan “Pecah-Pecah Piring” Uniknya tidak ada batasan umur untuk ikut serta dalam permainan ini. Siapa yang mau dan berani boleh bermain. Tentu dengan mematuhi peraturan tetap dan tambahan. Peraturan tetap adalah peraturan yang sudah turun temurun semenjak permainan ini ada, seperti tidak boleh memegang bola dengan tangan bagi team kelompok yang sedang bermain. Peraturan tambahan lebih kepada persetujuan aturan dikedua belah pihak, misalnya tidak boleh menendang bola. Permainan pecah-pecah piring membutuhkan bola yang dibuat dari kertas dengan batu kecil dibagian dalamnya. Selain itu diperlukan batu-batu permukaannya datar agar bisa disusun rapi. Menurut tetua masyarakat Pakpak, dulunya permainan pecah-pecah piring menggunakan piring yang terbuat dari kaca namun karena beberapa faktor maka digantikan dengan batu. Jumlah batu biasanya disesuaikan dengan kesepakatan dikedua belah. Jumlah keseluruhan peserta harus genap agar dapat dibagi rata kedalam dua kelompok. 2 Pemimpin kelompok dipilih berdasarkan kemampuannya yang dianggap hebat bermain pecah-pecah piring. Kedua pemimpin inilah yang akan memilih anggota kelompoknya. Sistematika permainnya unik, kedua kelompok terlebih dahulu menyusun keseluruhan batu. Kemudian dilanjutkan dengan penentuan kelompok mana yang akan bermain sebagai penyerang njahat dan yang diserang burju. Kelompok burju melemparkan bola hingga batu-batu yang disusun tadi kembali berantakan. Dan tugasnya adalah kembali menyusun batu-batu seperti sediakala seraya menghindari tubuh terkena lemparan bola dari kelompok njahat. Kelompok njahat bertugas untuk menjaga batu-batu agar tidak selesai disusun kembali oleh kelompok burju. Kelompok njahat juga bertugas untuk menyerang kelompok burju dengan cara melemparkan bola sehingga mengenai kelompok burju. Bila semua kelompok burju terkena lemparan bola sebelum keseluruhan batu-batu tersusun, maka permainan usai dan kelompok njahat menjadi pemenang. Sebaliknya bila semua batu tersusun oleh kelompok burju maka mereka yang menjadi pemenang. Didalam permainan pecah-pecah piring ada beberapa istilah dalam bahasa Pakpak Geddal bila pihak penyerang njahat terlalu kuat melemparkan bola sehingga pihak yang diserang burju kesakitan. Eta Lojang Kelompok Burju harus berlari dan berusaha untuk menghindar terkena lemparan bola dari kelompok njahat bila salah satu dari anggota berhasil membuat batu yang tersusun rapi kembali berantakan. Sidung bila pihak yang diserang siap menyusun keseluruhan batu tanpa ada anggota yang gugur. Kenna Anggota yang dikenai bola maka tidak boleh ikut bermain lagi. Permainan ini masih kerap ditemukan di beberapa desa di Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat, tergerusnya kebudayaan lokal akibat globalisasi sepertinya tidak berpengaruh terhadap permainan tradisional pakpak yang satu ini. Bila mengingat zaman dulu dikala masih kecil, ingin rasanya pulang kampung sesegera mungkin dan berteriak…… “Eta Lojang….!!” dikutip dari
2 Alat bermain berdasarkan fungsi/kegunaan dan perkembangan aspeknya. Alat permainan yang baik adalah yang sesuai dengan usia perkembangan anak dan membantu perkembangan motorik kasar dan halus, koordinasi mata-tangan, emosional, sosial, daya imajinasi, serta kemampuan kognitif dan bahasa si buah hati. Masalahnya piring, gelas dan makanan yang diatas meja semuanya berterbangan hingga pecah, petugas restoran menahan kami, dan menyerah kami pada yang berwajib" Menahan Nafsu Supaya Cepat Kaya Pada suau saat ada sepasan suami istri datang kerumah dukun untuk meminta kekayaan. Gasingyang digunakan di Kepulauan Riau adalah gasing berbahan kayu. Menurut Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Muhammad Zen di situs disbudparbatam, bahwa Gasing Melayu terbuat dari kayu stigi yang tumbuh di batu. Kayu ini bertekstur keras dan cocok untuk dibuat gasing, namun kayu ini
Hariini Rabu, 8 Pebruari 2012, tepat 29th sudah PT.United Tractors Pandu Engineering dengan produk unggulannya yang terkenal dengan nama PATRiA telah berdiri. Perusahaan alat berat yang merupakan anak perusahaan dari PT. United Tractors Tbk ini telah mampu bertahan di kerasnya persaingan produk alat alat berat selama hampir 3 dasawarsa.
VLz3Hd. 450 71 168 389 124 276 362 110 186

apa saja alat dan bahan dalam permainan pecah piring